Jakarta (ANTARA) – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan kesehatan asal Korea Selatan SK Plasma Co. Ltd dan anak usahanya, PT SK Plasma Core Indonesia.
Kemitraan ini menandai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan kesehatan Indonesia dengan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan swasembada layanan kesehatan.
Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, mengatakan salah satu fokus investasi utama Danantara adalah memperkuat ketahanan nasional di sektor-sektor kritikal, termasuk kesehatan.
Ia mencatat bahwa kolaborasi antara keahlian teknis SK Plasma dan investasi Danantara bertujuan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan berkontribusi dalam menyelamatkan nyawa melalui terapi inovatif dan berstandar global.
Pandu menegaskan, penandatanganan MoU ini merupakan tonggak penting dalam membangun Indonesia yang lebih sehat dan kuat.
Sejalan dengan strategi investasinya pada tahun 2025, Danantara telah menetapkan layanan kesehatan sebagai salah satu dari delapan sektor prioritasnya, termasuk pengembangan fasilitas plasma darah dan infrastruktur kesehatan nasional.
CEO SK Plasma Kim Seung-joo menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi ini dan menggambarkannya sebagai suatu kehormatan bagi SK Plasma untuk berkontribusi dalam memperkuat sistem layanan kesehatan Indonesia.
Dengan memanfaatkan keahliannya dalam memproduksi produk obat turunan plasma (PDMP), SK Plasma berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara-negara yang berupaya melokalisasi obat-obatan esensial sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan infrastruktur layanan kesehatan global.
SK Plasma adalah pemimpin global dalam produksi PDMP, yang merupakan terapi penting bagi pasien dengan kondisi langka atau kritis.
Kemitraan dengan Danantara diharapkan dapat memajukan upaya Indonesia menuju swasembada obat-obatan yang berasal dari plasma sekaligus menciptakan peluang kerja baru bagi para profesional yang terampil di bidang bioteknologi dan farmasi.
Perusahaan juga berjanji untuk mendukung transfer pengetahuan melalui program pelatihan bagi pekerja Indonesia di fasilitasnya di Korea Selatan.
PDMP adalah produk farmasi yang dibuat dari plasma manusia melalui proses yang disebut fraksinasi. Terapi-terapi ini memainkan peran penting dalam mengobati penyakit-penyakit serius yang sering kali mengancam nyawa, dimana pasien hanya mempunyai sedikit alternatif yang efektif.
Hingga saat ini, Indonesia bergantung sepenuhnya pada impor untuk memenuhi kebutuhan PDMP, sehingga pasokannya rentan terhadap gangguan global.
Untuk mengatasi hal tersebut, Danantara dan SK Plasma berencana memperkuat kemampuan manufaktur lokal dengan membangun fasilitas produksi turunan plasma di Karawang, Jawa Barat, yang diharapkan selesai pada tahun 2026.
Danantara percaya bahwa sistem layanan kesehatan yang kuat dan mandiri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, karena investasi di sektor ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mengurangi biaya layanan kesehatan bagi jutaan orang.
Pada tahun depan, Danantara akan fokus pada tiga bidang utama dalam layanan kesehatan, yaitu jasa, manufaktur, dan inovasi.
Melalui anak perusahaannya PT SK Plasma Core Indonesia, SK Plasma saat ini sedang membangun fasilitas fraksinasi plasma yang memungkinkan Indonesia memproduksi PDMP secara lokal.
Inisiatif ini diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan impor tetapi juga mempercepat transfer teknologi dan pengembangan tenaga kerja berketerampilan tinggi.
Setelah penandatanganan, kedua belah pihak akan terus menjajaki peluang investasi lebih lanjut dan akan mengumumkan rinciannya pada waktunya, setelah uji tuntas dan kepatuhan terhadap peraturan hukum yang berlaku.
Berita terkait: Indonesia menyerukan kolaborasi global dalam ketahanan kesehatan
Berita terkait: RI menegaskan kembali kesehatan keuangan global untuk meningkatkan ketahanan masyarakat
Berita terkait: Produksi Kantong Darah Lokal untuk Perkuat Sistem Kesehatan: Menteri
Penerjemah: Primayanti
Redaktur: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025



